Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ship to Ship (STS) Transfer: Panduan Lengkap, Proses, Regulasi, dan Standar Keamanan.

Apa Itu Ship to Ship (STS) Transfer?

Ship to Ship (STS) Transfer: Panduan Lengkap, Proses, Regulasi, dan Standar Keamanan.

"Ilustrasi Ship to Ship (STS) Transfer – Dua kapal kargo besar berdampingan di laut, terhubung dengan selang dan peralatan transfer muatan."

Ship to Ship (STS) transfer adalah proses pemindahan muatan dari satu kapal ke kapal lainnya yang umumnya dilakukan di perairan terbuka. Proses ini memerlukan perencanaan matang dan kepatuhan terhadap regulasi maritim untuk memastikan keselamatan dan mencegah pencemaran lingkungan.


Tujuan STS Transfer

STS transfer dilakukan dengan berbagai tujuan, antara lain:

  • Memindahkan kargo ketika akses langsung ke terminal darat tidak memungkinkan.
  • Mendistribusikan gas alam cair (LNG) ke berbagai wilayah.

Jenis Muatan dalam STS Transfer

Jenis Muatan dalam STS Transfer

"Infografik jenis muatan dalam STS Transfer, termasuk minyak mentah, LNG, LPG, bahan kimia, dan kargo curah."

Muatan yang biasanya dipindahkan dalam STS transfer meliputi:

  • Minyak mentah
  • Gas cair (LPG/LNG)
  • Kargo curah
  • Produk minyak bumi
  • Bahan kimia

Persiapan STS Transfer

Sebelum STS transfer dilakukan, beberapa persiapan penting harus dipenuhi, antara lain:

  1. Mendapatkan izin dari otoritas berwenang.
  2. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan STS yang sesuai.
  3. Memastikan kru kapal dan staf darat memiliki pengalaman dalam operasi STS.
  4. Melakukan perencanaan operasi STS secara menyeluruh.
  5. Menyusun dan mematuhi Safety Management Manual (SMK Manual).
  6. Melakukan harmonisasi data operasional antara kedua kapal.

Tahapan Pelaksanaan STS Transfer

Tahapan Pelaksanaan STS Transfer

"Diagram proses Ship to Ship (STS) Transfer dari perencanaan hingga pelepasan kapal, dengan langkah-langkah yang terorganisir."

Proses STS transfer mencakup beberapa tahapan utama:

  1. Merapatkan dan menyejajarkan kapal sebelum operasi dimulai.
  2. Menambatkan kapal untuk menjaga stabilitas selama transfer.
  3. Melakukan transfer muatan dengan prosedur yang telah ditentukan.
  4. Melepas tambatan setelah transfer selesai.
  5. Melakukan komunikasi dan pertukaran informasi untuk memastikan semua pihak memahami prosedur yang dilakukan.

STS transfer harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian untuk menghindari risiko seperti kebocoran, kebakaran, atau ledakan.


Regulasi dan Standar Keamanan STS Transfer

Regulasi dan Standar Keamanan STS Transfer

"Infografik regulasi MARPOL Annex I, Chapter 8 tentang persyaratan keselamatan dan pemberitahuan operasi STS Transfer."

STS transfer harus memenuhi regulasi internasional yang telah ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO) dan badan regulasi lainnya. Beberapa pedoman utama yang menjadi acuan dalam operasi STS meliputi:

  • "Manual on Oil Pollution, Part I: Prevention" (IMO Edition 2011)
  • "Ship to Ship Transfer Guide for Petroleum, Chemicals, and Liquefied Gases" (CDI/ICS/OCIMF/ISGOTT, 2013), "baca artikel lengkap di infoberitataheta.id"

Selain itu, persyaratan dalam MARPOL Annex I, Chapter 8 (Regulasi 40, 41, dan 42) juga harus dipenuhi untuk memastikan pencegahan pencemaran selama STS transfer.

Persyaratan Regulasi MARPOL Annex I, Chapter 8:

  1. Regulasi 40 – Cakupan STS Transfer:
    • Berlaku untuk kapal tanker minyak berukuran 150 GT atau lebih yang terlibat dalam STS transfer.
    • Tidak berlaku untuk operasi transfer yang terkait dengan platform produksi minyak lepas pantai, FPSO, atau FSU.
    • Tidak berlaku untuk operasi STS dalam kondisi darurat atau penyelamatan.
  2. Regulasi 41 – Keselamatan dan Perlindungan Lingkungan:
    • Setiap kapal tanker harus memiliki STS Operation Plan yang disetujui oleh administrasi bendera kapal.
    • Rencana ini harus dikembangkan berdasarkan panduan praktik terbaik yang ditetapkan oleh IMO.
    • Seluruh operasi STS harus dipantau oleh personel yang memenuhi kualifikasi yang ditentukan.
  3. Regulasi 42 – Pemberitahuan STS Transfer:
    • Kapal tanker yang akan melakukan STS transfer di perairan teritorial atau zona ekonomi eksklusif (ZEE)suatu negara harus memberikan pemberitahuan minimal 48 jam sebelumnya.
    • Informasi yang disampaikan harus mencakup identitas kapal, lokasi, waktu operasi, jenis dan jumlah muatan, serta kontak penyedia layanan STS.

Penyusunan Rencana STS (STS Plan)

Rencana STS adalah bagian dari Safety Management System (SMS) kapal dan mencakup tiga bagian utama:

  • Bagian A: Proses, prosedur operasi STS, serta instruksi keselamatan untuk kru.
  • Bagian B: Checklist operasional dan informasi khusus tentang operasi STS.
  • Bagian C: Catatan individu dari setiap operasi STS yang dilakukan.

Persetujuan dan pembaruan rencana STS juga harus dilakukan jika terjadi perubahan bendera kapal, operator kapal, atau regulasi yang berlaku.


Penyedia Layanan STS dan Peranannya

Penyedia layanan STS memainkan peran penting dalam memastikan operasi berlangsung aman, efisien, dan sesuai regulasi. Beberapa tanggung jawab mereka meliputi:

  • Menyediakan kapten dan personel yang berkualifikasi untuk mengawasi operasi.
  • Memastikan peralatan STS dalam kondisi baik.
  • Mengikuti prosedur keselamatan dan lingkungan sesuai dengan MARPOL dan panduan IMO.

Kesimpulan

STS transfer adalah proses yang sangat penting dalam industri maritim, terutama untuk pemindahan minyak mentah, gas cair, dan bahan kimia. Agar dapat dilakukan dengan aman dan efisien, setiap operasi STS harus memenuhi persyaratan regulasi internasional, memiliki perencanaan yang matang, serta dilakukan oleh kru yang berpengalaman.

Dengan mengikuti pedoman dari IMO dan regulasi MARPOL Annex I, Chapter 8, risiko pencemaran dan kecelakaan dapat diminimalkan, sehingga mendukung keselamatan pelayaran dan kelestarian lingkungan.


Sumber Referensi:




Posting Komentar untuk "Ship to Ship (STS) Transfer: Panduan Lengkap, Proses, Regulasi, dan Standar Keamanan."